Sejarah Singkat Desa Margawangi
Sebelum adanya Desa Margawangi akibat pemekaran wilayah tersebut termasuk kedalam Desa Cisimeut. Seiring dengan perkembangan waktu, sekitar tahun 1984 terjadi pemekaran wilayah Desa yang sebelumnya hanya terdiri dari Desa Cisimeut, yang dihuni oleh Suku Sunda Banten (buka bagian dari Baduy atau Kanekes). Desa ini kemudian dibagi menjadi lima Desa yaitu Cisimeut, Cisimeut Raya, Nayagati, Margawangi, dan Sangkanwangi.
Sejak pemekaran tersebut Desa Margawangi mulai melakukan pemilihan kepala Desa sebanyak 4 kali dimulai dari tahun 1984 hingga sekarang dengan setiap kepala desa menjabat selama delapan tahun. Pada tahun 1984, terdapat sekitar 700 pemilih di Desa ini, yang meningkat menjadi 1.000 pemilih pada tahun 2024. Kampung Babalan, yang merupakan bagian dari Desa Margawangi, memiliki 50 kepala keluarga yang mayoritas bekerja sebagai buruh harian lepas. Tingkat ekonomi di Desa ini tergolong sedang.
Kepala Desa pertama adalah Jaro Ubik pada tahun (1984-1992) kemudian digantikan oleh Jaro Hasan pada tahun (1992-2008). Setelah itu kepemimpinan dilanjutkan oleh Jaro Sumitra Pakot pada tahun (2000-2008). Setelah itu Desa dipimpin oleh Jaro Rusmani selama 2 periode pada tahun (2008-2015) dan (2015-2020). Dimasa Jaro Rusmani dilakukan pembangunan Desa seperti pembangunan kepala Desa, BUMDes (lapangan futsal). Dan kini jabatan Kepala Desa dipegang oleh Jaro Sumitra Pakot periode (2020-sekarang).